Dosa-dosa Ibu Kos Yang Dapat Membuatnya Kekal di Neraka

Dosa-dosa Ibu Kos

Sebagai perantauan, anak kost sering mendapat perlakukan yang tak ‘zalim’ dari induk semangnya. Hal tersebut tidak terlepas dari posisi anak kos yang cenderung inferior. Anak kos dipaksa mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan. Meskipun aturan tersebut bertolak belakang dengan asas keadilan sosial dan rasionalitas ilmiah, anak kos tetap saja tidak punya nilai tawar untuk nego.

Sejak awal, anak kos memang tidak pernah punya standing position yang bagus. Ia datang di kota orang sebagai perantau untuk memulai hidup baru. Tidak punya banyak info tentang kos-kos an yang ramah. Jika pun ada kenalan saudara atau teman, tidak menjamin kos-an tersebut enak ditempati. Dengan pengetahuan tentang kos yang anjlok, si anak baru dihadapkan pada pilihan segera deal atau menundanya dengan risiko menginap di masjid, pulang dulu ke kampung halaman, atau menginap lagi di kos teman dan harus melihat wajah masam ibu kos teman nya itu keesokan harinya.

Karena standing position yang tidak pewe itulah, ibu kos menjadi semena-mena. Mulai dari membuat aturan, memarahi, hingga mencuri nilai lebih dari keuangan anak kos. Beberapa kesewenang-wenangan ibu kos tersebut mungkin bisa dimaklumi dan dimaafkan oleh anak kos. Tapi ada loh guys, tindakan ibu kos yang bisa dikategorikan sebagai dosa besar sehingga berpotensi membuatnya kekal di neraka. Kenapa demikian?

Karena dosa ibu kos tersebut sudah keterlaluan dan membuat dendam kesumat di hati anak kos. Dendam itu akan terus ada hingga beberapa kali si korban pindah kos-kos an. Kalau kata Kerispatih, Tak Lekang Oleh Waktu.

Apa saja ya dosa-dosa ibu kos tersebut versi anakkos.com? Yuuk, marii.

ATURAN TIDAK BOLEH BAWA TEMAN SEJENIS MAIN ATAU MENGINAP.

Dari sekian banyak aturan yang bikin sebel, melarang teman sejenis main atau menginap adalah se-asu-asu nya aturan. Aturan tersebut jelas bertentangan dengan prinsip dasar kos-kos an. Ibu kos yang bikin peraturan tersebut jelas punya sentimen pribadi terhadap anak kos yang bawa temannya. Dan sentimen itu tidak bisa dijelaskan dengan nalar rasional. Atau bisa juga itu akibat mencuatnya isu ElGeBeTe, sehingga khawatir teman sejenis itu adalah pacarnya.
Mbok ibu kos kuwi miker.
Hakikat dari ngekos itu adalah kebebasan berekspresi yang tidak melanggar norma.  Coba sebutkan norma mana yang dilanggar ketika anak kos bawa teman sejenisnya mampir? Kalau mampirnya berhari-hari, atau mampirnya bikin perkara itu mah beda urusan. Kalau mampirnya sekedar mampir dengan niat berkunjung tapi dilarang, saya rasa seluruh anak kos di penjuru dunia akan "gagal paham".

Di rumah sendiri, anak kos tidak bisa bebas berekspresi karena selalu dipantau oleh orang tuanya. Kos adalah langkah awal kemandirian seorang anak manusia. Dengan ngekos ia belajar untuk memilih dan bertanggungjawab sesuai dengan norma masyarakat yang ada. Misalnya, dengan ngekos, seseorang belajar untuk memilah dan memilih teman akrab tempat bercurah rasa. Tapi kalau belum apa-apa anak kos sudah dilarang bawa teman mampir, itu jelas membelenggu proses pendewasaan si anak manusia.

Ibu kos yang digunjing anak kos karena peraturan tersebut, akan lebih banyak dapat dosa daripada berguguran dosanya. Mari coba kita hitung.

Peraturan tersebut tidak hanya membuat sebel anak kos. Tapi juga teman-teman beserta orang yang mendengarnya. Ketika ibu kos digunjing, yang menggunjing satu orang. Tapi yang melaknat sebanyak orang yang mendengar. Itu baru anak kos nya yang cerita, belum lagi kalau teman anak kos yang pernah diusir yang cerita. Dengan menggebu-gebu ia akan meng-asu-kan ibu kos tersebut.
Sudah selayaknya peraturan tersebut dienyahkan. Anak kos jangan mau menuruti aturan yang seperti itu.
So, kalau kalian mau ngekos dan dengar aturan tersebut, segera pasang senyum kecut dan bilang "Saya pikir-pikir deh bu." Lalu pergi dan sebarkan aturan tersebut ke sebanyak-banyaknya teman.

PENCURIAN NILAI LEBIH PADA TARIF LISTRIK YANG DIPUKUL RATA

Untuk menentukan harga kos-kos an, tentu ada kriteria yang bisa dijadikan tolak ukur. Misalnya fasilitas, lokasi, ukuran kamar, dll. Begitu pula dengan tarif listrik. Beberapa kos yang harganya belum termasuk biaya listrik, beban listrik per bulan akan ditanggung oleh populasi anak kos. Seharusnya, penentuan harga listrik setiap anak kos tidak dipukul rata. Tapi disesuaikan dengan pemakaian listrik si anak kos.

Namun masih kita jumpai beberapa kos yang memukul rata biaya listrik. Tak ingin rugi, ibu kos memasang harga maksimal. Di atas Rp 40 ribu per bulan. Ketahuilah anak-anak kos Rahimakumullah. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat penindasan yang sangat nyata.

Pada sistem tarif listrik pukul rata, telah terjalin persekongkolan jahat antara ibu kos dan anak kos borjuis yang pemakaian listriknya di atas Rp 40 ribu. Persekongkolan tersebut untuk mencuri pemakaian listrik anak kos di bawah Rp 40 ribu. Biasanya menimpa anak kos baru yang belum memiliki alat-alat elektronik boros listrik seperti dispenser, rice cooker, komputer, sound system, dll.

Jika berkelanjutan, hal tersebut menyebabkan pencurian nilai lebih. Ibu kos akan menggunakan tarif listrik untuk meraup untung per bulan di luar harga kamar. Hal tersebut karena listrik tidak memiliki kualitas yang menyebabkan ia memiliki nilai guna. Listrik di istana presiden nilai gunanya sama saja dengan listrik di kos-kos an, selama ia tidak 'njeglek' loh.

Belum lagi jika penggunaan listrik rumah ibu kos menjadi satu dengan penggunaan listrik anak kos. Tentu penggunaan listrik ibu kos tidak masuk hitungan dalam menentukan tarif pukul rata. Contohnya, kalau listrik 'njeglek', pasti yang dimarahi anak kos.
Sudah saatnya anak kos menggugat sistem tarif listrik pukul rata. Gaungkan semboyan, "mulutmu harimaumu. Apa yang dipakai kamu, jadi tanggungjawabmu".
Tuntut pula transparansi pembayaran listrik. Selama ini ada indikasi ibu kos cenderung menutupi biaya listrik per bulan, sehingga anak kos tidak mengetahui seberapa besar penggunaan listrik mereka. Mulai bulan depan, mintalah ibu kos untuk menyertakan fotokopian rekening listrik saat datang untuk menagih biaya listrik.
Anak kos sedunia, bersatulah!
MENGUSIR ANAK KOS YANG SUDAH SENIOR

Itu adalah salah satu sifat ibu kos yang paling 'njijik-i'. Bukan apa-apa bung. Jika si senior diusir dengan alasan yang ilmiah dan dapat dinalar logika sih gak papa. Faktanya, hobi ibu kos mengusir anak kos senior cuma karena satu motif terselubung, "Ingin Menaikan harga kamar". Bisa dicek sendiri.

Bayangkan, sudah bertahun-tahun lamanya kita bergumul dengan kamar kos. Coretan dinding sudah dimana-mana. Lubang untuk mengintip teman sebelah kamar sudah ada dua. Yang kuliah, skripsi dalam usaha.
Eh, besoknya diminta ibu kos untuk tidak memperpanjang. Dengan alasan "kamar kos mau dipakai saudara". Preett.
Ketahuilah ibu kos. Tindakan Anda bikin dendam kesumat di hati kami. Tidak semua orang suka pindah-pindah kos dan gonta ganti suasana. Beberapa di antara kami bangga dengan status senior. Dan kau ingin menurunkan derajat kami menjadi junior lagi di kos-kos an yang baru?
Terlalu.
MENJUAL KAMAR YANG DITINGGAL PULANG

Kasus tersebut jarang terjadi, tapi beberpa pernah ditemukan. Ibu kos menjual kamar kos yang tengah kosong ditinggal mudik anak kos dalam waktu yang lama. Hal tersebut biasanya terjadi saat memasuki waktu liburan, ada beberapa turis dari luar kota yang ingin mencari kamar kos untuk beberapa hari saja. Karena ada kamar kos yang tengah tidak digunakan dan ditinggal pulang, setan kapitalis si ibu kos pun keluar.

Tindakan tersebut jelas melanggar nota kesepakatan antara ibu dan anak kos. Mengizinkan orang lain menginap di kamar tanpa sepengetahuan si penyewa kamar kos, telah melanggar hak privasi. Tidak semua barang-barang anak kos boleh dilihat orang lain. Misalnya poster atau gambar porno yang ada di bawah kasur. Kan itu sangat-sangat sekali. Ckckck

Saya sarankan, hati-hati jika memasuki masa liburan panjang. Jika ingin pulang kampung, bikin kunci ganda pada pintu kamar kos kalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengencerkan Lem Kayu Fox Putih yang Benar

Pengalaman Nginep di Apartement Horor Jogja

Ciri Khas Logat atau Dialeg Orang Nganjuk