Anak Kos Sekarang Mah Sedikit Dukanya, Banyak Sukanya
anakkos.com - Kehidupan secara cepat atau lambat akan berubah. Jika dahulu harga gorengan 100 rupiah kini sudah 500 rupiah bahkan ada yang 1000 rupiah. Begitupula gaya hidup anak kos jaman sekarang. Kalau dahulu anak kost di identikkan sebagai orang yang prihatin, sepertinya sekarang tidak. Mengapa saya bilang seperti ini, yuk kita simak perbedaan anak kos dulu dan sekarang.
.
Pertama, jika dahulu kebanyakan orang ngekos itu adalah para pekerja, sekarang lebih banyak di dominasi seorang pelajar atau mahasiswa. Kenapa, kalau dulu lulus SMA langsung ingin kerja karena biaya kuliah mahal dana ‘kesadaran’ pendidikan masih rendah. La, Sekarang lulus SMA kebanyakan memilih kuliah diluar kota. Tentunya ini akan menambah jumlah mereka. Pantas jika dikota-kota besar ini macet, sebab para pendatang tiap tahun berduyun-duyun untuk mencari ilmu, uang atau yang lainnya. Urban.
Kalau jaman dulu, karena belum ada smartphone secanggih ini, hubungan anak kos dengan orang tua, hanya lewat surat, kalaupun ia punya dana lebih dan kebetulan orang tua mampu maka pake wartel atau warung telepon. Sehingga uang bulanan dikirim bulanan, misal dikirim tiap tanggal satu. Jadi jika uang habis sebelum tanggal itu, ia tidak bisa langsung meminta kirim orang tua, ia harus cari hutangan atau cari kerja dahulu.
Kalau sekarang, mereka itu sepertinya dimanja oleh orang tuanya, meski tidak semuanya sich. Tapi kebanyakan gitu. Entah ia yang tiap hari telpon orang tua atau orang tua yang tiap hari telpon anaknya. Selalu Tanya kabar, selalu Tanya uang bulanan anaknya. ‘’Udah makan nak, bagaimana uangnya masih belum, kalau habis segera bilang mama ya. Dan bla-bla’’. Bagaimana bisa berkembang jika dibeginiin. Duh bu e.
.
Sekarang anak kos berjibun dan berkoloni
Pertama, jika dahulu kebanyakan orang ngekos itu adalah para pekerja, sekarang lebih banyak di dominasi seorang pelajar atau mahasiswa. Kenapa, kalau dulu lulus SMA langsung ingin kerja karena biaya kuliah mahal dana ‘kesadaran’ pendidikan masih rendah. La, Sekarang lulus SMA kebanyakan memilih kuliah diluar kota. Tentunya ini akan menambah jumlah mereka. Pantas jika dikota-kota besar ini macet, sebab para pendatang tiap tahun berduyun-duyun untuk mencari ilmu, uang atau yang lainnya. Urban.
Uang habis tinggal spik-spik orang tua
Kedua, kalau uang bulanan anak kost sekarang habis, ia tidak ambil pusing. Tinggal ngabarin orang tua, orang tua langsung transfer ke rekening. Istilahnya malam uang habis buat shopping, ngopi, pagi uang sudah ada, tinggal ambil di ATM. Enak banget ya. Padahal kita tidak tahu bagaimana orang tua bekerja dirumah untuk memenuhi kehidupan kita di perantauan. Duh dek.Kalau jaman dulu, karena belum ada smartphone secanggih ini, hubungan anak kos dengan orang tua, hanya lewat surat, kalaupun ia punya dana lebih dan kebetulan orang tua mampu maka pake wartel atau warung telepon. Sehingga uang bulanan dikirim bulanan, misal dikirim tiap tanggal satu. Jadi jika uang habis sebelum tanggal itu, ia tidak bisa langsung meminta kirim orang tua, ia harus cari hutangan atau cari kerja dahulu.
Anak kost sekarang manja dan dimanja
Ketiga, anak kos dahulu sepertinya benar-benar mandiri, artinya orang tua di rumah tidak terlalu memikirkan anaknya yang dirantau. Bisa dibilang cenderung dibiarkan. Bahkan jika uang bulanan tidak tidak ada, orang tua tinggal ngirim surat atau memberi kabar lewat tetangga yang baru saja mudik. Sehingga mereka dahulu benar-benar dituntut untuk mengatur dan mengurusi dirinya sendiri. Tidak bergantung pada orang tua.Kalau sekarang, mereka itu sepertinya dimanja oleh orang tuanya, meski tidak semuanya sich. Tapi kebanyakan gitu. Entah ia yang tiap hari telpon orang tua atau orang tua yang tiap hari telpon anaknya. Selalu Tanya kabar, selalu Tanya uang bulanan anaknya. ‘’Udah makan nak, bagaimana uangnya masih belum, kalau habis segera bilang mama ya. Dan bla-bla’’. Bagaimana bisa berkembang jika dibeginiin. Duh bu e.