Kritik Gender dalam Film Dua Garis Biru
Hallo anak kos pecinta film Dua Garis Biru, ini ada catatan menarik dari salah satu netizen. Komentar soal semacam kritik
ketimpangan gender di Indonesia film #DuaGarisBiru nih??? SPOILER ALERT, maaf gatel, karena kupikir penting buat
di-address!
1. Misal ada siswi hamil di luar nikah yang dikeluarin
ceweknya, cowoknya gak dikeluarin, itu -- on my side ya -- gak adil banget.
Ini pertanyaan yang mengemuka di kepala gue daaari dulu. Di
SD gue dulu ada kakak kelas SMA yg kejadian gini yg dikeluarin 2-2nya, tapi di
negeri?
2. Kenapa ya siswi hamil itu dikeluarkan karena aib, tapi
siswa yang ngehamililin bisa dianggap nggak pernah ngapa-ngapain? Ini kan
absurd gitu..., masa cuma gara-gara ada bukti perutnya di cewek?
3. Terus, misal perempuan melahirkan dan perlu ada tindakan
yang butuh persetujuan keluarga, yang ditanya LAKI-nya.
WHY???
Kenapa nggak perempuannya yang ngerti? Kenapa nggak ibunya
deh seenggaknya? Kesannya nyawa dan genital perempuan di tangan laki?!
4. Aku cuma berharap dua poin tadi bisa ada alasan logis ya,
bukan alasan birokratis, bukan alasan yang diada-adain untuk melanggengkan
kuasa laki terhadap perempuan, in any ways.
Pertanyaan tadi juga semi-retoris, kalau ada jawabnya syukur,
ga ada juga yaudahlah ya represi~
5. #DuaGarisBiru menurutku menyentil ini dengan halus dan
bagus sekali. Film ini ngasih tau kalau, di society, mungkin pun gak cuma
Indonesia saja, perempuan masih mengalami diskriminasi secara struktural.
6. Hal-hal yang dianggap sepele tapi ribet kayak birokrasi
rumah sakit atau kebijakan sekolah menghadapi pelanggaran
"what-so-called-asusila", perempuan hampir akan selalu ada di posisi
yang serba salah.
7. #DuaGarisBiru jadi bikin sadar gitu kalau
"cinta" atau "sayang" adalah hal yang kelihatannya gampang
tapi ternyata mewah, perlu banyak berkorban, apalagi kesetaraan antar pasangan sangat mewah -- secara
sosioekonomi dan struktural.
8. Sayang ama cinta buat merasakannya gampang tapi
mewujudkannya ke kehidupan sehari-hari itu perlu "perang" sama banyak
hal: keluarga, maturity, society, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, you name
it.
9. Buat aku #DuaGarisBiru itu lebih dari sekadar sex
education, tapi film Ketimpangan
Struktural Gender 101 buat penonton Indonesia. Salut abis!
10. Sekarang aku jadi ngerti kenapa endingnya #DuaGarisBiru
begitu hehehehehe, nonton aja sendiri deh.
Aku juga jadi ngeh kenapa sepanjang film aku nangis (+ ngilu rahim
suer).