Curahan Hati Atas Kegalauan Diri
Rindu tercipta dari rasa nyaman, nyaman tercipta dari pelayanan yang tulus. Tulus bisa dilakukan jika tanpa pamrih. Tanpa pamrih hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang tak mengejar keuntungan duniawi. Ia memberi dan melayani karena dengan itu ia merasakan bahagia.
Rasa nyaman membuat seseorang menetap. Dimana rasa nyaman ada, maka disanalah sesungguhnya rumah. Rumah untuk merebah, mengistirahatkan segala lelah dan tempat untuk membuang segala gundah dan sumpah serapah.
Kau sempat ku prasangkai sebagai rumah, tapi ternyata kau hanya tempat singgah. Aku pernah merasa nyaman bersamamu, tapi kau tak bisa membersamaiku untuk waktu-waktu selanjutnya. Kau adalah rasa nyaman yang pernah aku rasakan. Hanya pernah, tidak lagi berlajut pada hari-hari yang akan datang.
Apakah aku menyesali pertemuan kita? Tidak. Sungguh tidak ada sesal dari setiap pertemuan yang terjadi. Hanya perlu mensyukuri. Karena setiap pertemuan adalah jalan hidup yang terbaik buat kita. Dari pertemuan-pertemuan itulah takdir milik kita ditentukan.
Setiap takdir sudah menjadi pemberian terindah bagi masing-masing manusia. Meski seseorang ditakdirkan memiliki fisik yang sempurna, tetap belum tentu jalan hidupnya akan baik-baik saja. Karena sudah hukumnya jika jalan hidup tak pernah membawa kita kepada keadaan yang selalu baik-baik saja.
Mari kita syukuri jika kita masih diberi masalah, diberi ujian, halangan, rintangan yang mampu membuat kita jengkel, marah, sedih, menangis dan sejenisnya. Karena jika kita tak diberikan itu semua, sama halnya kita adalah mayat. Apa gunanya kehidupan sel dan organ-organ yang terintegrasi dengan sempurna jika tidak untuk menyelesaikan masalah hidup. Aku dapat masalah, itu artinya aku hidup. []
Merasa tak beguna
Sebenarnya banyak orang yang membutuhkanmu, tapi tak ada akses yang bisa menghubungkan mereka padamu. Sementara yang selalu berhasil sampai padamu adalah suara-suara dari orang-orang yang tak suka padamu. Akhirnya kau merasa tak berguna dan tak berarti.
Temukan satu, dua orang yang membutuhkanmu. Bantu dia semaksimal yang kamu bisa. Layani dia dengan pelayanan terbaik, buat dia senang, bahagia dan mencapai apa yang diinginkannya. Dengan begitu kau akan berarti. Perlahan nanti manfaatmu pasti akan berkembang.
Jika ditanya: siapa orang yang paling istimewa di hatimu? Ku jawab: dia yang pernah membantuku, memberiku sesuatu, yang pernah bekerja keras untukku. Aku siap mempertaruhkan segalanya untuknya.
Siapakah saya
Kadang aku mikir, aku lho siapa? Hanya butiran debu di alam semesta. Masa mau tiap hari berharap keinginanku terkabulkan. Tak perlu kecewa. Syukuri. Terima kasih semesta, untuk hari ini yang untuk beberapa hal tak berpihak kepadaku.
Aku selalu merasa tak enak jika harus membebani orang lain. Sebisa mungkin untuk tak membebani orang lain. Aku tak suka melihat orang lain nampak tak senang, nampak keberatan krnku. Aku tak nyaman jika harus merepotkan orang lain. Itulah salah satu alasan kenapa aku suka sendiri. []
ita perlu mengunjungi banyak tempat, merasakan perbedaan budaya, menyaksikan beragam ekspresi keberagamaan dan keberagaman pandangan agar kita bisa melunak dan bersikap toleransi.
Toleransi tak akan terjadi jika kita meyakini satu hal yang kita anggap benar, kita anggap sesuai, hanya karena sejak lama sudah kita pakai. Padahal belum tentu benar, belum tentu tepat, juga belum tentu terbaik.
Merasa Paling Benar
Merasa benar sendiri yang lain salah adalah sikap arogansi. Berbeda bukan berarti salah. Karena masing-masing punya refrensi dan acuan yang berbeda. Penyeragaman bisa jadi salah, karena menutup hak orang lain untuk mengekspresikan dirinya.
Perbedaan bukanlah hal yang salah. Karena kita ditakdirkan penuh dengan perbedaan. Kita hanya perlu saling menghormati dan saling menjaga kerukunan. Karena bumi diciptakan untuk kehidupan semua makhluk yang berbeda-beda.
Perbedaan yang ada pada sesama manusia bukanlah perbedaan yang perlu dihapuskan. Perbedaan ras, suku, asal, warna kulit, bentuk rambut dan lain sebagainya adalah tantangan bagi manusia untuk belajar dari perbedaan.
Perbedaan pandangan juga bukan masalah yang berarti. Asalkan kita bisa mengalah demi sesuatu yang lebih baik atau demi kebaikan bersama. [aha_anwar]
Rasa nyaman membuat seseorang menetap. Dimana rasa nyaman ada, maka disanalah sesungguhnya rumah. Rumah untuk merebah, mengistirahatkan segala lelah dan tempat untuk membuang segala gundah dan sumpah serapah.
Kau sempat ku prasangkai sebagai rumah, tapi ternyata kau hanya tempat singgah. Aku pernah merasa nyaman bersamamu, tapi kau tak bisa membersamaiku untuk waktu-waktu selanjutnya. Kau adalah rasa nyaman yang pernah aku rasakan. Hanya pernah, tidak lagi berlajut pada hari-hari yang akan datang.
Apakah aku menyesali pertemuan kita? Tidak. Sungguh tidak ada sesal dari setiap pertemuan yang terjadi. Hanya perlu mensyukuri. Karena setiap pertemuan adalah jalan hidup yang terbaik buat kita. Dari pertemuan-pertemuan itulah takdir milik kita ditentukan.
Setiap takdir sudah menjadi pemberian terindah bagi masing-masing manusia. Meski seseorang ditakdirkan memiliki fisik yang sempurna, tetap belum tentu jalan hidupnya akan baik-baik saja. Karena sudah hukumnya jika jalan hidup tak pernah membawa kita kepada keadaan yang selalu baik-baik saja.
Mari kita syukuri jika kita masih diberi masalah, diberi ujian, halangan, rintangan yang mampu membuat kita jengkel, marah, sedih, menangis dan sejenisnya. Karena jika kita tak diberikan itu semua, sama halnya kita adalah mayat. Apa gunanya kehidupan sel dan organ-organ yang terintegrasi dengan sempurna jika tidak untuk menyelesaikan masalah hidup. Aku dapat masalah, itu artinya aku hidup. []
Merasa tak beguna
Sebenarnya banyak orang yang membutuhkanmu, tapi tak ada akses yang bisa menghubungkan mereka padamu. Sementara yang selalu berhasil sampai padamu adalah suara-suara dari orang-orang yang tak suka padamu. Akhirnya kau merasa tak berguna dan tak berarti.
Temukan satu, dua orang yang membutuhkanmu. Bantu dia semaksimal yang kamu bisa. Layani dia dengan pelayanan terbaik, buat dia senang, bahagia dan mencapai apa yang diinginkannya. Dengan begitu kau akan berarti. Perlahan nanti manfaatmu pasti akan berkembang.
Jika ditanya: siapa orang yang paling istimewa di hatimu? Ku jawab: dia yang pernah membantuku, memberiku sesuatu, yang pernah bekerja keras untukku. Aku siap mempertaruhkan segalanya untuknya.
Siapakah saya
Kadang aku mikir, aku lho siapa? Hanya butiran debu di alam semesta. Masa mau tiap hari berharap keinginanku terkabulkan. Tak perlu kecewa. Syukuri. Terima kasih semesta, untuk hari ini yang untuk beberapa hal tak berpihak kepadaku.
Aku selalu merasa tak enak jika harus membebani orang lain. Sebisa mungkin untuk tak membebani orang lain. Aku tak suka melihat orang lain nampak tak senang, nampak keberatan krnku. Aku tak nyaman jika harus merepotkan orang lain. Itulah salah satu alasan kenapa aku suka sendiri. []
ita perlu mengunjungi banyak tempat, merasakan perbedaan budaya, menyaksikan beragam ekspresi keberagamaan dan keberagaman pandangan agar kita bisa melunak dan bersikap toleransi.
Toleransi tak akan terjadi jika kita meyakini satu hal yang kita anggap benar, kita anggap sesuai, hanya karena sejak lama sudah kita pakai. Padahal belum tentu benar, belum tentu tepat, juga belum tentu terbaik.
Merasa Paling Benar
Merasa benar sendiri yang lain salah adalah sikap arogansi. Berbeda bukan berarti salah. Karena masing-masing punya refrensi dan acuan yang berbeda. Penyeragaman bisa jadi salah, karena menutup hak orang lain untuk mengekspresikan dirinya.
Perbedaan bukanlah hal yang salah. Karena kita ditakdirkan penuh dengan perbedaan. Kita hanya perlu saling menghormati dan saling menjaga kerukunan. Karena bumi diciptakan untuk kehidupan semua makhluk yang berbeda-beda.
Perbedaan yang ada pada sesama manusia bukanlah perbedaan yang perlu dihapuskan. Perbedaan ras, suku, asal, warna kulit, bentuk rambut dan lain sebagainya adalah tantangan bagi manusia untuk belajar dari perbedaan.
Perbedaan pandangan juga bukan masalah yang berarti. Asalkan kita bisa mengalah demi sesuatu yang lebih baik atau demi kebaikan bersama. [aha_anwar]