Sejarah Sukses Orang Tionghoa di Tanah Rantau
Sejarah Sukses Orang Tionghoa - penderitaan ternyata membentuk
manusia menjadi lebih kuat dan ulet. Betapa tidak, jika kita flash back sejarah
alam semesta terbukti bahwa manusia merupakah salah satu species yang mampu
bertahan dari sejak bumi ini lahi sampai sekarang. bukannya ini sebuah prestasi
luar biasa yang dimiliki oleh manusia?
Alam yang ganas angkuh serta kejamnya musim tak membuat
manusia menyerah. dari generasi kegenerasi manusia justru semakin tangguh,
lebih khusus adalah orang tionghoa dalam menghadapi cobaan baik di negeri
sendiri yang serba kekurangan maupun dinegeri rantau yang penuh tantangan.
Sejarah orang Tionghoa
Dikisahkan orang dahulu baik tionghoa maupun bukan hidup
jauh lebih menderita dari pada kita sekarang. mereka harus menghadapi alam
dengan teknologi yang terbatas, bepergian jalan kaki memakan waktu lama dan
belum ada listrik. konon tidak setiap rumah memiliki sebilah pisau.
Orang tionghoa baik yang ada di dalam maupun luar negeri
tiongkok hidupnya tidak mudah. di Tiongkok daratan yang mengenal 4 musim, hidup
serba kekurangan apalagi saat musim dingin. sepanjang abad 19 sistem politik
yang tidak efektif menyebabkan muncul raja raja kecil yang lebih banyak
menindas dan bengis, jauh dari kata bijaksana, alhasil bertambahlah rakyat
miskin yang menderita.
Akibatnya banyak orang tiongkok daratan dan pesisir timur
yang memilih meninggalkan tiongkok daripada bertahan meski hanya mengandalkan
kedua tangan dan sebuah perahu kecil. mereka kemudian menyebar ke berbagai
wilayah terutama ke selatan tiongkok.
Mengapa Orang Tionghoa pergi ke selatan tiongkok?
Pertama, berdasarkan ilmu geografi yang sederhana
mengajarkan bahwa penduduk tionghoa di pesisir timur tiongkok (paling banyak
melakukan eksodus). bila ke utara bearti menuju ke Mongolia atau menuju ke
kepulauan jepang/korea dimana kedua negara itu adalah pesaing tiongkok. bila ke
timur mustahil karena menuju samudra luas (pasifik). kalau ke barat akan sampai
ke negeri yang menurut orang tiongkok dahulu di huni oleh orang orang barbar.
maka ke selatan adalah hal yang paling aman.
Kedua, Tiongkok utara jauh lebih dingin dari pada Tiongkok
selatan. kenyataan ini mengajari penduduk yang ingin hijrah agar pergi menuju
ke selatan baik melalui darat maupun laut. musim dingin merupakah musuh nyata
manusia dan sepanjang musim dingin sehelai rumput pun tak bisa tumbuh.
Ketiga, ada kabar dari mereka yang telah berhasil baik
menemukan kehidupan baru di wilayah selatan menggugah orang yang hendak
meninggalkan tiongkok daratan menjadikan wilayah selatan menjadi tujuan.
Demikianlah jawaban atas pertanyaan mengapa banyak orang
Tiongkok emigrasi keluar menuju arah selatan, yaitu selatan memiliki wilayah
tropis yang relatif beriklim lebih bersahabat dan kebetulah waktu itu daerah
selatan lebih banyak membutuhkan banyak tenaga kerja dan tengah membuka diri
terhadap arus kedatangan warga baru.
Orang Tionghoa Menjadi Minoritas
Sudah tentu menjadi pendatang Tionghoa menjadi minoritas
diantara penduduk lokal setempat. posisi minoritas ternyata membuat mereka
untung karena bisa bebas bergerak tanpa dicemburui. pada zaman itu orang
tiongho tak banyak di recoki, namun kepastian dari pemerintah setempat tak
kunjung ada. minoritas tionghoa cuma dianggap sebagai "orang asing yang
menetap" atau warga kelas dua.
tanpa keahlian mereka harus berjuang hidup dengan menjadi
buruh dipelabuhan dan berdagang kecil kecilan dengan modal seadanya.mereka tak
mungkin bertani karena tak punya sawah, tak mungkin jadi pegawai karena mereka
orang asing, apalagi menyentuh wilayah politik.
Maka bagi imigran Tionghoa menjadi seorang pedagang adalah
pilihan terpaksa karena tidak ada lain untuk terus bertahan hidup di negeri
rantau.
Para imigran Tionghoa pertama kebanyaka adalah petualang yang memang tidak memiliki apa apa dan bukan siapa siapa di negerinya. jadi jika di tanah rantau tidak memiliki siap siapa dan harus membanting tulang untuk mendapatkan sesuat nasi, bukan masalah besar.
Pada akhir abad 19, perdagangan di wilayah nusantara
berkembang pesat membuat warga tionghoa menemukan momentum untuk menjadi
menjadi pedagang yang kuat maju dan penting. sebagai pedagang yang semakin hari
semakin untung memdorong mereka tumbuh kaya, bagai bola salju, kekayaan mereka
pun bertambah dengan cepat.
memanfaatkan kekayaan mereka mulain membangun sel sel
ekonomi rakyat. orang tionghoa mulai mengoperasikan penggilingan padi, jualan
hasil bumi ke pasar, dan mendirikan pabrik kecap. dari semua kegiatan yang di
geluti minoritas tionghoa ini tidak di lakukan oleh orang lokal. tak ayal jika
keberadaan tionghoa semakin berarti dalam tata kehidupan sosial masyarakat
setempat.
Orang Tionghoa pandai membaca peluang
kesengsaraan masa lampau di tanah leluhur membuat orang
tionghoa di tanah rantau pandai menemukan peluang sekecil apapun untuk diolah
untuk menghasilkan uang. jika orang tionghoa tidak kuat menjadi kuli atau tidak
memiliki modal untuk berdagang maka mereka akan "menjual diri" sesuai
keahlian yang mereka miliki.
Sejak dulu orang tionghoa sudah memiliki keahlian diatas
rata bangsa lain. konon marco polo sebagai contoh pernah belajar membuat es
krim di Tiongkok sebelum mengembangkannya di eropa.
tak jarang banyak nenek moyang keluarga sukses dahulunya
adalah penjual bubur ayam, penjahit di pasar, tukang kayu, penjual panci dan
lain lain. sedangkan yang cuma mengandalkan otot hanya mampu untuk bertahan.
Sejarah Sukses Orang Tionghoa
Dalam kasus di indonesia kedatangan imigran tionghoa
merupakan satu lapis baru ditengah-tengan golongan elit belanda dan penduduk
asli indonesia. Kaum tionghoa yang relatif lebih banyak dari pada bangsa lain
di indonesia, membuat mereka mendapat peran untuk menjadi perantara antara
kelompok penguasa belanda dan rakyat indonesia. posisi ini sangat menguntungkan
orang tiongkok, mereka memainkan posisi ini baik sebagai pedagang atau penarik
cukai.
ada juga orang tionghoa yang mengambil kesempatan menikahi pribumi atau penduduk setempat agar bisa menetap dan melanjutkan usahanya dengan lebih
mudah. karena orang tionghoa pernah sulit di tiongkok karena 4 musim, di
indonesia yang memiliki 2 musim membuat mereka ingin terus menetap di
indonesia.
Jika alam sudah bersahabat mencair peluang untuk mempertahankan hidup sudah bukan persoalan pelik lagi. apalagi di indonesai yang tanahnya subur, tongkat kayu dan batu saja bisa jadi tananman. betapa tidak menggiurkan tanah hidup di indonesia ini?
Itulah Sejarah Sukses Orang Tionghoa dari tiongkok
bisa berada di indonesia sampai sekarang.
*disadur dari buku Kaya ala Tionghoa
Posting Komentar untuk "Sejarah Sukses Orang Tionghoa di Tanah Rantau"