Review Buku Kekal: Untuk Semesta Yang Semestinya Abadi
Anakkos.com - Hallo pecinta buku semuanya, kali ini akan kita share Review Buku Kekal: Untuk Semesta Yang Semestinya Abadi, semoga bisa menambah wawasan sekaligus menambah koleksi buku kalian semua.
"Barangkali, di sudut-sudut tak terjamah di negeri ini, banyak juga orang-orang seperti mereka: melakukan hal besar hingga mengorbankan nyawanya sendiri demi keutuhan flora dan fauna."
Novel Kekal bercerita tentang sulitnya perjuangan Alit Sastera yang berusaha menjaga kelestarian Cagar Alam Kamojang dan melawan pihak-pihak yang merasa bisnisnya diganggu dengan alasan kelestarian alam. Dengan mengusung tema peduli lingkungan itulah, novel ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa bumi tak hanya milik kita sebagai manusia, tetapi juga milik flora dan fauna.
Telah banyak binatang dan tumbuhan punah akibat perbuatan manusia yang hanya peduli akan dirinya sendiri. Melalui novel ini pula Jalu berusaha meningkatkan kesadaran pembaca tentang cagar alam yang sejatinya tidak boleh dimasuki oleh manusia, kecuali untuk tujuan penelitian.
Terinspirasi dari kisah nyata perjuangan kawan-kawan Save Ciharus dan Sadar Kawasan, tokoh Alit seolah mewakili suara para pejuang konservasi.
Jalu pintar menaikturunkan emosi pembaca dengan menghadirkan masalah-masalah yang datang silih berganti, sehingga pembaca terus penasaran sampai akhir cerita. Penggambaran suasana serta latar pun terasa jelas—yang boleh jadi diadaptasi juga dari perjalanan Jalu bersama Nusa Layaran beberapa tahun lalu.
Hal paling menarik adalah banyak sekali pengetahuan dan penjelasan akademik berdasarkan fakta yang disisipkan dalam cerita sehingga menjadi pembelajaran dan pengetahuan baru bagi para pembaca. Meski begitu, Jalu bercerita secara apik sekali sehingga dapat diproses dengan baik tanpa merasa bosan atau terlalu digurui. Tak heran jika Kekal disebut sebagai novel kampanye Sadar Kawasan. demikian Review Buku Kekal: Untuk Semesta Yang Semestinya Abadi (sumber IG: pecandubuku)
Penulis: Jalu Kancana
Penerbit: Buku Mojok
Tahun terbit: 2019
Pengulas: @awangesti
Review Buku Kekal: Untuk Semesta Yang Semestinya Abadi
"Barangkali, di sudut-sudut tak terjamah di negeri ini, banyak juga orang-orang seperti mereka: melakukan hal besar hingga mengorbankan nyawanya sendiri demi keutuhan flora dan fauna."
Novel Kekal bercerita tentang sulitnya perjuangan Alit Sastera yang berusaha menjaga kelestarian Cagar Alam Kamojang dan melawan pihak-pihak yang merasa bisnisnya diganggu dengan alasan kelestarian alam. Dengan mengusung tema peduli lingkungan itulah, novel ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa bumi tak hanya milik kita sebagai manusia, tetapi juga milik flora dan fauna.
Telah banyak binatang dan tumbuhan punah akibat perbuatan manusia yang hanya peduli akan dirinya sendiri. Melalui novel ini pula Jalu berusaha meningkatkan kesadaran pembaca tentang cagar alam yang sejatinya tidak boleh dimasuki oleh manusia, kecuali untuk tujuan penelitian.
Terinspirasi dari kisah nyata perjuangan kawan-kawan Save Ciharus dan Sadar Kawasan, tokoh Alit seolah mewakili suara para pejuang konservasi.
Jalu pintar menaikturunkan emosi pembaca dengan menghadirkan masalah-masalah yang datang silih berganti, sehingga pembaca terus penasaran sampai akhir cerita. Penggambaran suasana serta latar pun terasa jelas—yang boleh jadi diadaptasi juga dari perjalanan Jalu bersama Nusa Layaran beberapa tahun lalu.
Hal paling menarik adalah banyak sekali pengetahuan dan penjelasan akademik berdasarkan fakta yang disisipkan dalam cerita sehingga menjadi pembelajaran dan pengetahuan baru bagi para pembaca. Meski begitu, Jalu bercerita secara apik sekali sehingga dapat diproses dengan baik tanpa merasa bosan atau terlalu digurui. Tak heran jika Kekal disebut sebagai novel kampanye Sadar Kawasan. demikian Review Buku Kekal: Untuk Semesta Yang Semestinya Abadi (sumber IG: pecandubuku)